Makalah Pendidikan Agama Akhlak Pribadi Islami
Disusun oleh :
Kelompok I
La Ode Ali
Amran
|
21210238
|
Englin
|
|
Sarlin
Rahmawan
|
|
Universitas
Muhammadiyah Kendari
Kelas
Raha
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha
Penyayang. Berkat rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan
tema “Akhlak Pribadi
Islami”.
Makalah ini berisi akhlak pribadi islami. Dengan bahasa yang
singkat, padat, dan mudah dimengerti didasarkan pada dalil-dalil yang relevan.
Makalah ini kami lengkapi
dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang
menjelaskan permasalahan dalam umat islam,
dan pentingnya akhlak pribadi untuk sukses. Penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjelaskan
secara singkat isi dari makalah kami.
Kami menyadari bahwa makalah
ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan makalah ini akan kami terima dengan senang hati. Akhir kata semoga
keberadaan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun
maupun yang membaca.
Raha, Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
......................................................................................................... ..... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ .... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. .... 1
1. Latar
Belakang ................................................................................................ .... 1
2. Rumusan
Masalah ............................................................................................ .... 1
3. Tujuan
Penulisan .............................................................................................. .... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. .... 2
1. Pengertian
Akhlak Pribadi ............................................................................... .... 2
2. Macam
Akhlak Pribadi .................................................................................... .... 2
3. Faktor
yang Berpengaruh Terhadap Akhlak Seseorang .................................. .... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... .. 10
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................................... .. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Globalisasi telah melanda dunia dimana-mana yang selama
ini mapan mudah berubah akibat tidak ada batasan lagi antara ruang dan waktu,
sehingga nilai-nilai tersebut berubah menjadi relevan dan subjektif. Semua yang
berkaitan perilaku, budi pekerti, akhlak dan moral tidak bisa dikatakan
objektif, karena nilai yang dianggap sebagai landasan perilaku itu sendiri
mudah berubah. Hal-hal yang belakangan ini muncul yaitu suatu perilaku batasan
antara pornografi dan pornoaksi dengan seni yang sangat tipis dan berpakaian
yang ketat, minim merupakan bagian dari pada seni yang saat ini telah
merajalela menjadi sebuah nilai budaya atau bagian dari seni yang umum untuk
masyarakat khususnya remaja muda. Kita juga sering mendengar berita-berita
tentang banyaknya akhlak-akhlak para pemuda yang rusak. Di lingkungan pelajar
dan mahasiswa misalnya, sering kita dengar tawuran antar pelajar, siswa-siswi
yang tidak berakhlak, dan pergaulan bebas. Oleh karena itu dibutuhkan
penguat kembali berdasarkan Al-quran dan Al-Hadist. Akhlak inilah berperan
sebagai cermin pribadi seseorang apakah punya rasa malu, muru’ah, amanah,
jujur, adil, lemah, kasih sayang terhadap sesama, dermawan dan ikhlas dalam berbuat, suka menolong dan lain sebagainya.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini antara lain :
a. Apa hakikat akhlak
pribadi ?
b. Apa saja macam
akhlak pribadi yang baik?
c. Apa saja macam
akhlak pribadi yang buruk ?
d. Bagaimana contoh
dalam penerapan akhlak pribadi dalam penerapan kesehariannya ?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini selain sebagai salah
satu tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam yaitu sebagai sumber informasi pula kepada pembaca, sehinggga pembaca
dapat mengetahui apa itu penegertian akhlak pribadi, macam akhlak pribadi baik
itu yang buruk maupun akhlak pribadi yang jelek serta contoh penerapan seseorang dalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan
makalah ini setidaknya dapat menyadarkan kita untuk memiliki akhlak kepribadian
yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Akhlak
Pribadi.
Akhlak menurut kamus Al-munajid Akhlak
adalah budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat. [1] Menurut
Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak adalah kebiasaan kehendak. Jadi
pengertian akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang
tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya.
Akhlak pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban
terhadap dirinya disertai dengan larangan merusak, meminasakan dan menganiyaya
diri sendiri baik secara jasmani maupun secara rohani.
2. Macam Akhlak
Pribadi.
Macam akhlak pribadi pada dasarnya ada akhlak pribadi
seorang muslim yang baik dan akhlak pribadi yang buruk. Berikut ini macam
akhlak pribadi yang baik:
A. Shidiq
Shidiq artinya benar atau jujur. Seorang muslimin
dituntut untuk selalu berada dalam keadaan yang benar baik lahir dan batin,
baik benar dalam hati, benar perkataan dan benar perbuatan. Benar hati yaitu
apabila hati dihiasi dengan iman kepada Allah dan selelu bersih dari penyakit
hati. Benar perkataan adalah semua yang telah diucapkan dari mulut merupakan
suatu kebenaran bukan kebathilan.
Rosulullah saw telah memrintahkan setiap muslim untuk
selalu jujur, karena sikap sidiq membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan
menghantarkan ke surga. Ada lima bentuk shidiq yaitu :
ü Benar perkataan ( shidiq al hadist )
Orang ang selalu berkata benar akan dikasihioleh Allah
dan akan dipercaya oleh masyarakat, dan sebaliknya orang yang berdusa oleh
masyarakat akan dikucilkan dan selamnya tidak akan dipercaya seperti peribahasa
“Sekali lancung keujian seumur hidup orang tidak akan dipercaya”
ü Benar pergaulan ( shidiq al mu’amalah )
Seorang muslim akan selalu bergaul dengan benar tidak
menipu, tidak berkhianat, dan tidak memalsu sekalipun kepadakaum non muslim.
Dia akan selalu bersikap melalui pergaulan dengan benar tanpa memendang
kekayaan, kekuasaan, ataupun status sosial.
ü Benar kemauan ( shidiq al-azam )
Seorang mukmin sebelum dia memutuskan sesuatu tentu ia
harus mempertimbangkan dan menilai terlebih dahulu apakah terhdapa
apa yang dilakukan apakah akan mendatangkan mudhorot atau manfaat kepada orang
lain. Tetapi bukan berarti dia menutup diri terhadap masuka atau kritik dari
orang lain.
ü Benar Janji ( shidq al-wa’da )
Janji merupakan sebuah hutang yang harus dilaksanaka.
Apabilaseorang muslim berjanimaka ia akan selalu menepatinya seklipun dengan
musuh ataupun anak kecil. Karena mungkir janji merupakan salah satu sifat
munafik yang telah disebutkan dalam hadist ( HR. Hmad ). Karena sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang menepati janji dalam firmannya :
Artinya : “ Dan ceritakanlah ( Hai Muhammad
kepada mereka) kisah ismail ( yang tersebut) didalam Al-Quran. Sesungguhnya ia
adalah seseorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang Rosul dan
Nabi.” (Qs .maryam 19 : 45 )
ü Benar kenyataan ( sidq al-bal )
Seorang muslim akan menampilkan diri seperti keadaan yang
sebenarnya. Dia tidak akan menipu kenyataan,tidak memakai baju kepalsuan, tidak
mencari nama, dan tidak pula mengada ada.
Lawan dari shidiq adalah kebohongan. Kebohongan yaitu
mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataanya, entah itu di kurangi
atau di tambahi sehingga tidaksesuai dengan kebenarannya. Sifat bohong adalah sifat
yang sangat tercela.seorang muslim harus menjauhi segala macam bentuk
kebohongan, baik dalam bentukpengkhianatan,mungkir janji, kesaksian, palsu,
fitnah, gunjing, ataupun bentuk bentuk lainnya. Berikut ini merupakan
bentuk-bentuk dari sifat kebohongan :
ü Khianat
Sifat khianat merupakan sifat sejelek-jeleknya yang
dimiliki orang karena sifat khianat dapat membawa mudhorot kepada orang lain
secara langsung. Kalau sifat ini telah berkembang kedalam masyarakat maka
lama-kelamaan masyarakat itu akan hancur. Allah tidak menyukai orang yang
memiliki sifat khianat berdasarkan firmannya :
Artinya : “ Dan janganlah kamu berdebat ( untuk membela )
orang-orang yang menghianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berhianat lagi bergelimang dosa”
ü Mungkir janji
Mungkir janiji atau ingkar janji merupakan sebagai salah
satu sifat orang-orang munafik karena sifat mungkir janji menunjukkan sikap
jiwa manusia yang lemah, mungkir janji menyebabkan waktuterbuang sia-sia dan
melahirkan angan-angan kosong.
ü Kesaksian palsu
Kesaksian palsu termasuk dalam dosa-dosa besar karena
akan mendatangkan kemudhorotan yang besar terhadap masyarakat, orang yang tidak
bersalah akan menanggung akibat baiknyawa, harta benda dan lain sebagainya.
ü Fitnah
Pada dasarnya tujuan dari memfitnah orang lain adalah
untuk menjatuhkan nama atau menggagalkanusahanya. Oleh sebab itu Allah
memerintahkan kepada orang yang beriman sebelum mempercayai suatu berita di
adakan suatu penyelidikan terlebih dahulu. Hal ini terdapat dalam surat Al-Hujarat
49 : 6
ü Gunjing
Sifat mengunjinag adalah sifat sikap seseorang yang
meiliki jiwa sakit, tidak ada keinginan dalam hidupnya yang ada hanya dia akan
senang jika melihat seseorang bermusuhan dan bertengkar. Allah memberi
perumpamaan orang-orang yang memilik sifat gunjing seperti memakan bamgkai
saudaranya. Oleh karena itu sebaik-baik senjata meawan gunjing adalah dengan
tidak mendengarkannya.[2]
B. Amanah ( dipercaya )
Amanah dalam pengertian sempit adalah memelihara titipan
dan mengembalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk semula. Dalam pengertian
luas amanah mencakup beberapa hal yaitu : menyimpan rahasia dan kehormatan
orang lain, menjaga dirinya, menunaikan tugas-tugas yang diberikan oleh Allah
ataupun manusi dengan baik. Bentuk-bentuk amanah daoat dikemukakan sebagai
berikut :
ü Memelihara titipan dan mengembalikannya seperti semula.
Sekalipun dalam penitipan tidak ada bukti atau transaksai
tertulis dalam penitipan tersebut maka seorang muslim akan mengembalikannya apa
adanya. Hal ini terlihat contoh pada barang berharga yang dititpkan karena akan
bebergian jauh, maka pada saatnya akan dikembalikan seperti semula
ü Menjaga rahasia
Seorang muslim akan dapat menjaga rahasianya baik itu
rahasia pribadi, keluarga, organisaisi, dan lain sebagainya agar tidak di
ketahui orang lain. Misalnya : dalam sebuah keluarga seorang suami isri harus
dapat manjaga rahasia keluarga apalagi rahasia dalam ranjang kecuali karena alasan
medi ataupun hukum.
ü Tidak menyalahgunakan jabatan
Jabatan adalah suatu amanah yang harus dijaga. Hukumnya
wajib. Penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan person , baik keluarga, pribadi
ataupun kelompok yang termasuk perbuatan tercela yang melanggar amanah hukumnya
haram. Misalnya seorang baigian storage di sebuah perusahan membeli barang dan
mendapatkan potongan harga kepada penjual, dari sisa potongan harga tersebut
dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi tidak diserahkan oleh perusahaan maka
hukum komisi tersebut adalah haram.
ü Menunaikan kewajiban dengan baik.
Semua tugas yang diberikan kepada Allah ataupun manusia,
maka manusia wajib menjalankannya karrena itu semua sebuah pertanggung jawaban
dihadapan Allah Swt.
ü Memelihara nikmat yang telah diberikan oleh Allah
Semua nikmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia
merupakan suatu amanah yang harus dijaga dengan baik. Termasuk didalamnya umur,
kesehatan, rizki, nikmat, harta benda dan lain sebaginya. Misalnya harta benda
yang diberikan oleh Allah harus digunakan untuk mencari ridho Allah, selalu
bersyukur dan membiasakan bersedekah.
Lawan dari sifat Amanah adalah khianat.
Khianat adalah sifat munafik yang dibenci oleh Allah apalagi jika yang
dikhianati adlah Allah atau Rosulnya. Dalam firman Allah :
Artinya : “ Hai orang, orang yang eriman janganlah kamu menghianati
Allah, dan rosul dan juga janganlah kamu menghianatiamanh-amanahyang
dipercayakan kepada kamu, sedangkan kamu mengetahuinya.” ( Qs. Al anfal 8 :
27 )
C. ISTIQOMAH
Secara epistemologi istiqomah berasal dari
istiqoma-yastaqimu yang berarti tegak lurus.[3]Daam
terminologi akhlak istiqomah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan
dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam rintangan dan godaan.
Perintah dalam beristiqomah dinyatakan dalam al-Aquran dan sunnah :
Artinya : “ Maka karna itu serulah ( mereka kepada agama itu ) dan
istiqomahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka..” ( Qs. Asy Sura : 42 : 15 )
Iman yang sempurna adalah iman yang mencakup
tiga dimensi yaitu hati, lisan dan amal perbuatan. Seorang yang beriman harus
dapat beristiqomah dalam tiga dimensi tersebut. Ibarat
berjalan seorang yang beristiqomah akan selalu berjalan kepada yang
lurus yang cepat alam menghntarkan tujuan. Hal ini tercermin dalam perkataan
dan perbuatanya yang benar untuk mensucikan hati dan dirinya.
Tentulah orang yang berisitiqomah akan mengalami beberapa ujian dari
Allah, dalam firmannya :
Artinya :
“Apakah manusia tidak mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan : “ kami
telah beriman’, sedangkan mereka tidak di uji lagi.” ( Qs.Al Ankabut
29: 4 )
Ujian dari Allah tidaklah berupa kesedihan semata melainkan
ujian dari Allah termask kesenangan juga. Namun seorang yang istiqomah akan
akan tetap teguh dalam mengahdapi kedua ujian terebut. Dia tidak akan pernah
mundur terhadap ancaman, kemunduran, hambatan dan lain sebagainya. Tidak
terbujuk oleh harta benda, kemegahan, pujian, kesenangan. Itulah yang di
pesankan oleh Rosulullah Saw kepada Sufyan untuk selalu beristiqomah. Dalam Qs.
Funshshilat 41 : 30 – 32 dijelaskan beberapa buah yang akan dipetik oleh orang
yang beristiqomah baik didunia maupun di akhirat. Dari ayat tersebut dijelaskan
bahwa buah dari istiqomah adalah :
ü orang yang
beristiqomah akan dijauhkan oleh Allah dari rasa takut dan sedih yang negatif.
Misalnya takut mnghadapi masa depan, takut menyatakan kebenaran namun orang
yang beristiqomah senantiasa akan mendapatkan kesuksesan dalm kehidupannya
didunia karena akan dilindungi oleh Allah.
ü Akan mendapatkan
lindungan oleh Allah yang dijamin akan mendaptkan kesuksesan dalam kehidupan
perjuangan di dunia.
Demikianlah sikap istiqomah memang sangat diperlukan
dalam kehidupan ini. Karena tanpa sikap seperti itu seseorang akan cepat
berputus asa dan cepat lupa diri, dan mudah terombang ambing oleh berbagai
macam arus. Orang yang tidak beristiqomah ibarat baling-baling di atas bukit
yang berputar menuruti arah angin yang berhembus.
D. IFFAH
Secara epistemologi, ‘iffah adalah
bentuk masdardari affa-ya’iffu ‘iffah yang berarti
menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik. Dan juga berarti kesucisn tubuh.
Secara terminologi‘iffah adalah memelihara kehormatan diri dari
segala hal yang akan merendahkan, merusak dan menjauhkanny.
Bentuk-bentuk iffah, alquran dan hadist
mmberikan beberapa contoh dari ‘iffah diantara lain ;
· Untuk menjaga
kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah seksual, seorang muslim dan
muslimah diperintahkan untuk menjaga penglihatan, pergaulan, dan
pakaiannya.tidak mengunjungi tempat-tempat hiburan yang ada kemaksiatanya, dan
tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa mengantarkannya kepada
perzinaan. Dalam firman allah artinya
“dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaknya menjaga kesucian dirinya,
sehingga allah memampukan mereka dengan karunia-Nya,,,”(QS.An-Nur 23:33)
· Untuk menjaga
kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah harta, islam mengajarkan,
terutama bagi orang miskin untuk tidak menadahkan tangan meminta minta.
Al-Qur’an menganjurkan kepada orang-orang berpunya untuk membantu orang-orang
miskin yang tidak mau memohon bantuan karena sikap mereka.
Meminta minta adalah perbuatan yang merendahkan
kehormatan diri. Dari pada meminta-minta seseorang lebih baik mengerjakan apa
apa saja untuk mendapatkan penghasilan asal halal.
· Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan kepercayaan orang
lain kepada dirinya, seseorang harus betul-betul menjauhi segala macam bentuk
ketidakjujuran.sekali-kali jangan dia berkata bohong, mungkir janji, khianat,
dan laian sebagainya.
E. MUJAHADAH
Mujahadah
berasal dari kata jahada yang berarti mencurahkan segala kemampuan. Mujahadah
adalah mencurahkan segala kemampuan untuk melepaskan diri dari segala sesuatu
yang menghambat dalam melakukan pendekatan terhadap Allah swt. Untuk mengatasi
dan melawan semua hambatan tersebut diperlukan kemauan keras dan perjuangan
yang sungguh-sungguh, usaha inilah yang disebut mujahadah. Apabila
seseorang bermujahadah untuk mencari keridhaan Allah swt., maka Allah berjanji
akan menunjukkan jalan kepadanya untuk mencapai tujuannya tersebut. Dalam hal
ini Allah swt. berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 69 :
”Dan orang-orang
yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-‘Ankabuut : 69)
Secara terperinci objek mujahadah ada 6 :
a. Jiwa yang
selalu mendorong seseorang untuk melakukan kedurhakaan. Karena pada dasarnya
manusiajuga diberi oleh Allah jiwa yang mendorong manusia untuk melakukan
kejahatan yang di dalam Alquran disebut dengan nafsu ammarah bissuui.
b. Hawa nafsu yang
tidak terkendali sehingga seseorang melakukan apa saja untuk memenuhi hawa
nafsunya tanpa memperdulikan larangan Allah swt. dan tanpa memperdulikan dampak
bagi dirinya dan orang lain.
c. Syaitan. Mereka
selalu menggoda manusia untuk menuruti hawa nafsu sehingga mereka lupa kepada
Allah swt.
d. Kecintaan terhadap
dunia yang berlebihan sehingga mengalahkan kecintaannya kepada Akhirat, padahal
keberadaan manusia didunia hanya bersifat sementara, secara individual sampai
maut datang menjemput, dan secara umum sampai kiamat datang. Kehidupan yang
abadi adalah kehidupan di akhirat.
e. Orang-orang kafir
dan munafik yang tidak pernah puas hati sebelum orang-orang yang beriman
kembali menjadi kufur.
f. Para pelaku
kemaksiatan dan kemungkaran, termasuk dari orang-orang yang mengaku beriman
sendiri, yang tidak hanya merugikan mereka sendiri, tapi juga merugikan
masyarakat.
F. SYAJA’AH
Syaja’ah berarti berani yang berlandaskan pada kebenaran
dan dilakukan dengan penuh pertimbangan. Ukuran keberanian adalah terletak pada
kekuatan hati dan kebersihan jiwa. Mengendalikan amarah adalah salah satu
contoh keberanian yang lahir dari hati.
Bentuk-bentuk keberanian yang disebutkan dalam Alquran
dan Sunnah :
a. Keberanian
menghadapi musuh dalam peperangan. Seorang muslim harus berani membela agamanya
hingga titik darah penghabisan dan mati syahid.
Contohnya yaitu ketika Rasulullah melakukan perang Badar,
dengan kekuatan personil 300 orangberani menghadapi musuh dengan kekuatan 1000
personil dan ternyata Rasulullah dan para sahabat berhasil mencapai kemenangan.
b. Keberanian
menyatakan kebenaran. Bahwasannya kabenaran harus disampaikan sekalipun
mengandung resiko.
c. Keberanian untuk
mengendalikan diri tatkala marah.
Menurut Raid Abdul Hadi, ada tujuh faktor yang meyebabkan
seseorang memiliki keberanian.
a. Rasa takut kepada
Allah swt.
Takut kepada Allah swt membuat orang tidak takut kepada
siapapun selama dia yakin bahwa yang dilakukannya adalah dalam rangka
menjalankan perintah Allah swt. Allah berfirman :
Artinya :
(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah
Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada
seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat
Perhitungan.” (Q.S.AL-Ahzab:39)
b. Lebih mencintai
akhirat daripada dunia
Akhirat merupakan tujuan akhir dari setiap kehidupan
manusia, dunia hanyalah jembatan menuju akhirat. Karena manusia tidak akan ragu
untuk meninggalkan dunia yang fana ini asalkan mendapatkan kebahagiaan di
akhirat.
c. Tidak takut mati
Kematian merupakan sesuatu yang sudah pasti bagi makhluk
hidup. Ketika ajal sudah datang maka tidak ada yang bisa mencegahnya.bagi
seorang pejuang agama, kematian merupakan sesuatu yang didambakan. Semangat
itulah yang menyebabkan para pejuang memiliki keberanian luar biasa.
d. Tidak ragu-ragu
Yang menyebabkan manusia memiliki rasa takut adalah rasa
keragu-raguan. Ketika seseorang sedang ragu akan kebenaran yang ia miliki, maka
ia akan takut menghadapi resiko yang ada, begitu juga sebaliknya.
e. Tawakal dan yakin
akan pertolongan Allah
f. Hasil pendidkan
atau pembiasaan
g. Tidak menomorsatukan
kekuatan materi
Lawan dari Syaja’ah adalah penakut (jubun). Penakut
merupakan sifat yang tercela.
G. TAWADLU
Merendahkan diri (tawadlu) adalah sifat yang sangat
terpuji di hadapan Allah dan juga di hadapan seluruh makhluk-Nya. Orang yang
tawadlu adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber
dari Allah swt. Maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya
kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan
potensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu
menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah.
Tetap menjaga keikhlasan amalnya hanya karena Allah.
Lawan dari tawadlu’ adalah takabbur atau sombong yaitu
suka meremehkan orang lain.
H. MALU
Malu (al-haya’) adalah sifat atau
perasaan yang menimbulkan keengganan melakukan sesuatu yang rendah
atau tidak baik. Orang yang memiliki rasa malu, apabila melakukan sesuatu yang
tidak patut, rendah atau tidak baik dia akan terlihat gugup, atau mukanya
merah. Sebaliknya orang yang tidak punya rasa malu, akan melakukannya dengan
tenang tanpa ada rasa gugup sedikitpun. Sifat malu adalah akhlak terpuji yang
menjadi keistimewaan ajaran Islam.
Sifat malu dapat dibagi menjadi tiga jenis :
1. Malu kepada Allah ; seseorang akan malu kepada Allah
apabila dia tidak mengerjakan perintah-Nya, tidak menjauhi larangan-Nya serta
tidak mengikuti petunjuknya.
2. Malu kepada diri sendiri ; orang yang malu terhadap
Allah, dengan sendirinya malu terhadap dirinya sendiri. Ia malu mengerjakan
pernuatan salah sekalipun tidak ada orang lain yang melihat atau mendengarnya.
Penolakan datang dari dalam dirinya sendiri.
3. Malu kepada orang lain ; setelah malu pada diri sendiri,
dia akan malu melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.
Malu adalah salah satu refleksi iman. Semakin kuat iman
seseorang, semakin teballah rasa malunya, demikian pula sebaliknya.
Rasulullah Muhammad SAW dikenal sebagai pribadi yang
pemalu, saking pemalunya maka diandaikan bahwa beliau lebih pemalu ketimbang
gadis pingitan. Sifat malu ini dimiliki Rasulullah SAW semenjak kanak kanak ,
saat anak – anak sebaya beliau kala itu saling berebut makanan maka beliau malu
melakukannya, jika pakaiannya tersingkap dan menampakkan auratnya maka beliau
akan segera bersembunyi karena malu. Jika hendak membuang air maka diriwayatkan
beliau menjauh atau pergi hingga tak seorangpun melihatnya. Karena sifat pemalu
ini beliau apabila melihat sesuatu yang tidak disukainya maka terlihatlah dari
roman mukanya, dan beliau senantiasa menjauhkan pandangan matanya dari apa apa
yang kurang baik. Bahkan dalam hubungan suami istri sifat pemalu Rasulullah SAW
tetap dominan, dalam hadits yang diriwayatkan At Turmudzy dalam Asj Sjamaa il
dari Siti Aisyah RA , ummul mukminin, berkata “ Aku sekali kali belum pernah
melihat kemaluan Rasulullah SAW “ ( dalam riwayat lain ada ditambahkan “ Dan
beliau pun tidak pernah melihat daripadaku “ ) sedangkan yang diriwayatkan oleh
Ibnul Djauzy dari Ummu Salamah RA “ Adalah Rasulullah SAW itu apabila mendatangi
seseorang dari istrinya beliau memejamkan kedua matanya dan menutupi kepalanya
“. Dua hadits ini sangat menguatkan sifat pemalu beliau, kendati seorang istri
sebenarnya halal hukumnya meski terlihat auratnya oleh suaminya dan sebaliknya.
Akibat Hilangnya Malu
Rasa malu berfungsi mengontrol dan mengendalikan
seseorang dari segala sikap dan perbuatan yang dilarang oleh agama. Tanpa
kontrol rasa malu, seseorang akan bebas melakukan apa saja yang diinginkan oleh
hawa nafsunya. Dia akan menjadi manusia lepas kendali yang merasa bebas
melakukan apa saja, tanpa mempertimbangkan halal haram, baik buruk dan manfaat
mudharat perbuatannya tersebut. Dia akan melakukan apa saja untuk memuaskan
hawa nafsunya. Segala macam cara dia halalkan untuk mencapai tujuannya.
Malu, amanah, rahmah dan Islam adalah empat hal yang
saling berkait. Konsekuensi logis dari hilangnya malu adalah hilangnya amanah.
Bila amanah hilang, akan hilanglah rahmah, dan bila rahmah hilang, hilanglah
Islam. Pada akhirnya orang yang tidak punya rasa malu akan mengalami kehancuran
dan kebinasaan. Dan kalu sifat malu itu juga hilang dari masyarakat, maka
masyarakat itupun akan mengalami kehancuran dan kebinasaan.
I. SABAR
Secara etimologis, sabar (ash-shabr) berarti
menahan dan mengekang (al-habs wa al-kuf).Secara terminologis sabar
berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap
ridha Allah. Yang tidak disukai itu tidak hanya yang tidak disenangi, tapi juga
hal – hal yang disenangi misalnya segala kenikmatan duniawi yang disukai oleh
hawa nafsu.
Macam – macam sabar
Menurut Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya Ash-Shabr fi
Al-Qur’an, sabar dapat dibagi kepada enam macam :
1. Sabar menerima cobaan hidup
2. Sabar dari keinginan hawa nafsu
3. Sabar dalam taat kepada Allah swt.
4. Sabar dalam berdakwah
5. Sabar dalm perang
6. Sabar dalam pergaulan
Keutamaan Sabar
Sifat sabar dalam Islam menempati posisi yang istimewa.
Al-Qur’an mengaitkan sifat sabar dengan bermacam-macam sifat mulia lainnya.
Antara lain dikaitkan dengan keyakinan (QS. As-Sajdah 32:24), syukur (QS.
Ibrahim 14:5), tawakkal (QS. An-Nahl 16:41-42), dan taqwa (QS. Ali ‘Imran
3:15-17). Orang-orang yang sabar akan menempati posisi yang istimewa. Sifat
sabar memang sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat.
Dalam sejarah Islam diceritakan bahwa nabi sering kali
diludahi oleh orang kafir (non muslim) ketika beliau melewati
tempat si orang tersebut, namun nabi sendiri tidak pernah marah karena beliau
tahu bahwa orang yang sering meludahinya adalah orang yang belum tahu akan
islam dan belum mendapatkan hidayah, Namun alangkah takjubnya si kafir tadi
yang sering meludahi nabi muhamad saat ia jatuh sakit, orang yang pertamakali
menjenguknya adalah nabi muhammad yang sering ia
ludahi. Alkisah orang kafir tadi menangis dan langsung memeluk
islam.
Jaza’u
Lawan dari sifat sabar adalah al-jaza’u yang
berarti gelisah, sedih, keluh kesah, cemas dan putus asa. Ketidaksabaran dengan
segala bentuknya adalah sifat yang tercela. Orang yang dihinggapi sifat ini
bila menghadapi hambatan dan mengalami kegagalan akan mudah goyah, berputus asa
dan mundur dari medan perjuangan. Sebaliknya apabila mendapatkan keberhasilan
juga cepat lupa diri.
J. PEMAAF
Pemaaf adalah sifat suka member maaf terhadap kesalahan orang
lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas. Dalam bahasa
Arab sifat pemaaf tersebut disebut denganal-‘afwu yang secara
etimologis berarti kelebihan atau yang berlebih.
Islam mengajarkan kepada kita untuk dapat memaafkan
kesalahan orang lain tanpa harus menunnggu permohonan maaf dari yang bersalah.
Sekalipun orang yang bersalah telah menyadari kesalahahnnya dan berniat untuk
meminta maaf, tetapi boleh jadi dia mengalami hambatan psikologis untuk
mengajukan permintaan maaf. Barangkali itulah salah satu hikmahnya kenapa Allah
memerintahkan kita untuk member maaf sebelum dimintai maaf.
Suatu teladan sikap pemaaf Rasulullah adalah ketika ada
seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke
Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi, maka pada saat itu dihadang oleh
Umar dan diikat dengan tali. Rasulullah yang mengetahui orang itu malah
menyuruh Umar untuk memberinya makan dan melepaskannya. Umar yang kaget tetap
meyakinkan Rasulullah bahwa dia ingin membunuhnya. Namun Rasulullah tidak
menghiraukannya dan menyuruh Tsumamah untuk mengucap kata “Laa ilaha illallah”,
tetapi si lelaki tidak mau dan pergi. Keesokan harinya dia datang kepada
Rasulullah dan mengucap kata “Laa ilaha illallah”, sehingga dia masuk Islam.
Demikian contoh sikap Rasulullah yang pemaaf dan tidak dendam sekalipun kepada
orang yang hendak membunuhnya, yang pada akhirnya membuahkan hasil
yangbermanfaat.
Lapang Dada
Tindakan meminta maaf sebaiknya diikuti dengan tindakan
berlapang dada. Berlapang dada dalam bahasa Arab disebut dengan ash-shafhu yang
secara etimologis berarti lapang. Halaman pada sebuah buku dinamai shafhah karena
kelapangan dan keluasannya. Dari sini ash-shafhu dapat
diartikan kelapangan dada.
Ibarat menulis di selembar kertas, jika terjadi kesalahan
tulis, kesalahan itu akan dihapus dengan alat penghapus dengan alat penghapus.
Tapi serapi-rapi menghapus tentu akan meninggalkan bekas, bahkan barangkali
kertas tersebut menjadi kusut. Supaya lebih baik dan rrapi, sebaiknya diganti
saja kertasnya dengan lembaran baru. Menghapus kesalahan itulah yang disebut
dengan memaafkan, sedangkan berlapang dada adalah menukar lembaran yang salah
dengan lembaran yang baru. Jadi berlapang dada menuntut seseorang untuk membuka
lembaran baru hingga sedikitpun hubungan tidak ternodai, tidak kusut dan tidak
seperti halaman yang telah dihapus kesalahannya.
Dendam
Lawan dari sifat pemaaf adalah dendam, yaitu menahan rasa
permusuhan di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas. Seorang yang
pendendam tidak akan mau memaafkan kesalahan orang lain sekalipun orang
tersebut meminta maaf kepadanya. Baginya, tidak ada maaf sebelum dia dapat
kesempatan membalaskan sakit hatinya. Orang yang enggan member maaf pada
hakikatnya enggan memperoleh ampunan dari Allah swt.
Sifat pendendam tidak hanya merusak pergaulan bermasyarakat
tapi jiga merugikan dirinya sendiri. Energi akan terkuras dalam memelihara dan
berusaha untuk melampiaskan dendamnya.
Andaikata seseorang tidak mampu menguasai marahnya segera
terhadap orang lain yang menyakiti atau menyinggung perasaannya, dia boleh
menghindar untuk menenangkan dan menguasai nafsu marahnya. Rasulullah memberi
waktu tiga hari, karena tiga hari tersebut dianggap sudah cukup untuk meredakan
kemarahan. Setelah itu dia wajib kembali menyambung tali persaudaraan dan
persahabatan sesama Muslim.
3. Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Akhlak Seseorang.
Akhlak Pribadi seseorang tidaklah selalu baik. Karena
pada dasarnya akhlak seseorang itu ada dua macam yaitu akhlak baik dan aklak
buruk. Ada juga akhlak pribadi seseorang yang baik kemudian dapat berubah
menjadi buruk karena iman seseorang yang kurang kuat dan terpengaruh oleh
beberapa faktor dari luar diantaranya :
a. Faktor Lingkungan
Jika kita hidup dalam lingkunga yang bukan kaum muslim,
yang keseharianya masyarakatnya berbuat maksiat, maka seseorang terkadang
imannya akan goyah. Oleh karena itu iman yang kuat dibutuhkan oleh kaum muslim.
Dan sebaiknya berhati-hatilah dalam memilih lingkungan.
b. Faktor teman
Teman dapat mempengaruhi akhlak seseorang ibaratnnya “
jika kita dekat dengan penjual parfum maka kita akan harum, dan jika kita dekat
dengan penjual tembakau maka kita akan bau tembakau “ jadi pada intinya teman
dapat mempengaruhi akhlak seseorang. Oleh karena itu kita harus pandai-pandai
dalam bergaul agar akhlak kita tidak terpengaruh kepada orang lain. Tentunya
akhlak yang tidak baik.
c. Faktor intern
Yaitu faktor yang timbul dari
dalam diri manusia itu sendiri. Adapan yang termasuk dalam faktor intern adalah
sebagai berikut : Gharizah atau naluri (instink) Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin
gharizah adalah suatup embawaan yang menyebabkan seseorang itu dapat berbuat
apa yangdi kehendakinya tanpa lebih dahulu melakukan apa yang akandi perbuatnya
untuk mengerjakan perbuatan ini.
Oleh karena ada beberapa cara agar akhlak pribadi
seseorang terbentuk baik diantaranya sebagai berikut :
a. Akidah (Keyakinan)
Yang Benar
b. Berdo’a kepada
Allah SWT
c. Mujahadah
(Perjuangan)
d. Muhasabah
(Intropeksi Diri )
e. Tafakkur
(Merenung) Dampak positif dari Akhlak Mulia
f. Melihat dampak
negatif dari akhlak tercela
g. Jangan Pernah
Berputus asa
h. Bercita –
cita yang Tinggi
i. Berpaling dari
orang-orang yang bodoh (Jahil)
j. Terbuka dengan
Kritikan dan Saran
k. Bersahabat
dengan orang memiliki akhlak mulia
l. Membaca
Buku-buku tentang akhlak
BAB III
PENUTUP
Akhlak pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban
terhadap dirinya disertai dengan larangan merusak, meminasakan dan menganiyaya
diri sendiri baik secara jasmani maupun secara rohani. Akhlak pribadi seseorang
itu ada dua macam yaitu akhlak pribadi yang baik dan akhlak pribadi yang buruk.
Aklak pribadi yang baik misalnya sidiq, iffah, amanah, mujahadah, istiqomah,
saj’ah, tawadhu, malu, dan lain sebagainya. Akhlak pribadi yang buruk misalnya
suka berbohong, berkhianat, pantang menyerah tidak tau mali dan lain
sebagainya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi akhlak pribadi
seseorang yaitu antara lain, faktor intern yaitu faktor yang mempengaruhi dalam
diri sendiri, faktor ekstern yaitu faktor dari luar baik dari keluarga,
kelpompok, sahabat ataupun masyarakat. Oleh karena itu agar sifat pribadi
seseorang muslim selalu terjaga dengan baik ada beberapa cara agar akhlak
pribadi seseorang terbentuk baik diantaranya sebagai berikut
: Akidah (Keyakinan) Yang Benar, Berdo’a kepada Allah
SWT, Mujahadah (Perjuangan), Muhasabah (Intropeksi Diri
), Tafakkur (Merenung) Dampak positif dari Akhlak Mulia, Melihat
dampak negatif dari akhlak tercela , Jangan Pernah Berputus
asa, Bercita – cita yang Tinggi, Berpaling dari orang-orang
yang bodoh (Jahil) dan lain sebagainya
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Yunahar, 2009. “ Kurnia
Akhlak”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar offset.
Asmaran, 1992. “Pengantar Studi
Akhlak”. Jakarta : Rajawali Citra Pers
Darma. 2010. Akhalak pribadi. http://dafiyoe.blogspot.com/2010/11/akhlak-pribadi.html di akses pada tanggal 20 Maret 2012
pada jam 21.00
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/agama_islam/bab5-akhlak.pdf di akses pada tanggal 25 Maret 2012
pada jam 15.00
No comments:
Post a Comment