Makalah
“EVOLUSI KEHIDUPAN”
OLEH :
SAMSIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2 0 1 3
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga saya selaku tim penyusun masih diberi
kemampuan untuk dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya dan para sahabatnya serta kepada umatnya sampai akhir zaman.
Penulisan
makalah ini guna untuk memenuhi tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
salah satu mata kuliah. Penulisan Makalah
ini juga dibuat guna meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap apa
itu arti evolusi kehidupan serta dapat mengaitkan makalah yang kami buat dengan
kejadian di lapangan. Adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi kami selaku tim
penyusun, apabila makalah ini dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa dan
mahasiswi lainnya. Kami selaku tim penyusun menyadari bahwa pembuatan makalah
ini mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, petunjuk dan
bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu
kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang
setulus-tulusnya serta berharap semoga Allah SWT memberikan
imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, AmiinYaaRobbal ‘Alamiin.
Raha, Januari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Teori-Teori Para Ahli tentang
Kehidupan
2.2. Aliran-Aliran Teori Revolusi
2.3. Darwin dan Manusia
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Teori
evolusi kehidupan terus berkembang, khususnya sejak Edwin Hubble pada 1929
dengan menggunakan efek Dopler menyatakan ide Big Bang, yang terjadi 14 milliar
tahun lalu, dan diperkuat oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada 1965 yang
secara kebetulan menemukan sinyal microwave di alam semesta yang intinya:
memperkuat teori bigbang, sekaligus evolusi.
Setidaknya,
sampai saat ini, para scientist sudah bisa menginterprestasikan awal ledakan
dari big bang, yang terjadi pada 10 pangkat sejuta pangkat sejuta pangkat
sejuta pangkat sejuta pangkat sejuta pangkat sejuta detik pertama ...!!! Tapi
salah satu pertanyaan yang belum terjawab saat ini adalah apakah alam raya akan
berkembang terus atau karena beberap ahal gravitasi akan mengambil alih dan
mulai menarik kembali semua kebelakang yang menyebabkan :Big Crunch".
Masalah
penciptaan manusia termasuk salah satu pembahasan kuno yang mungkin telah
mendapat perhatian dari sejak manusia
itu diciptakan. Dengan
menilik kitab-kitab samawi
beberapa agama seperti agama
Yahudi, Kristen, dan Islam, kekunoan pembahasan dapat kita lihat dengan jelas.
Makalah ini ingin mengupas sebuah pembahasan komparatif antara ayat-ayat kitab
samawi yang menyinggung penciptaan manusia dan teori evolusi. Dengan kata lain,
perbandingan antara keyakinan para ahli tafsir dan pengetahuan yang diyakini
oleh para ilmuwan ilmu, alam tentang tata cara penciptaan manusia. Akan tetapi,
kejelasan tentang masalah ini bergantung pada penjelasan yang benar tentang
teori pemikiran ini, dan juga pada pemaparan latar belakang sejarah dan
sikap-sikap yang pernah diambil dalam menanggapinya.
1.2. Rumusan Masalah
Apakah seluruh
jenis binatang dan
tumbuh-tumbuhan muncul dengan
bentuk seperti ini? Ataukah seluruh binatang dan
tumbuh-tumbuhan itu berasal dari spesies (naw‘) yang sangat sederhana dan hina,
lalu mereka mengalami perubahan bentuk lantaran faktor lingkungan dan natural
yang beraneka ragam?
1.3. Tujuan
Tujuan
dari penulisan ini adalah kita ingin menemukan sumber kehidupan manusia. Apakah
seluruhjenis binatang dan tumbuh-tumbuhan muncul dengan bentuk seperti ini dan
dengan karakteristik dan keistimewaan yang independen dari sejak awal mereka
diciptakan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Teori-Teori Para Ahli Tentang Kehidupan
Adapun
dari teori-teori para ilmuan tentang revolusi adalah sebagai berikut:
Teori
pertama dikenal dengan nama teori Fixisme dan diyakini oleh para pemikir pada
masa-masa terdahulu. Sedang teori kedua dikenal dengan nama teori Transformisme
dan diterima oleh para ilmuwan dari sejak abad ke-19 Masehi. Teori pertama
meyakini adanya aneka ragam spesies makhluk yang bersifat independen; artinya
manusia berasal dari manusia dan seluruh binatang yang lain juga berasal dari
spesies mereka masing-masing. Akan tetapi, teori kedua beranggapan bahwa
penciptaan spesies-spesies yang ada sekarang ini berasal dari makhluk dan
spesies-spesies yang berbeda.
Para
ilmuwan berkeyakinan bahwa teori Evolusi alam natural paling tidak seusia
dengan masa para filosof Yunani. Sebagai contoh, Heraclitus meyakini bahwa
segala sesuatu senantiasa mengalami proses dan evolusi. Ia menegaskan, “Kita
harus ketahui bersama bahwa segala sesuatu pasti mengalami peperangan, dan
peperangan ini adalah sebuah keadilan. Segala sesuatu terwujud lantaran
peperangan ini, dan setelah itu akan sirna.” Segala sesuatu selalu berubah dan
tidak ada suatu realita yang diam. Ketika membandingkan antara
fenomena-fenomena alam dengan sebuah aliran air sungai, ia berkata, “Kalian
tidak dapat menginjakkan kaki dalam satu sungai sebanyak dua kali.” Mungkin
filosof pertama yang mengklaim teori Transformisme (perubahan gradual
karakteristik dan spesies seluruh makhluk hidup) adalah Anaximander. Ia adalah
filosof kedua aliran Malthy setelah Thales. Ia beryakinan bahwa elemen utama
segala sesuatu adalah substansi (jawhar) yang tak berbatas, azali, dan supra
zaman. Anaximander juga berkeyakinan bahwa kehidupan ini berasal dari laut dan
bentuk seluruh
binatang seperti yang kita lihat sekarang ini terwujud lantaran proses adaptasi
dengan lingkungan hidup. Manusia pada mulanya lahir dan terwujud dari spesies
binatang lain. Hal ini lantaran binatang-binatang yang lain dapat menemukan
sumber makanannya dengan cepat. Akan tetapi, hanya manusia sajalah yang
memerlukan masa yang sangat panjang untuk menyusu pada ibu yang telah
melahirkannya. Jika manusia memiliki bentuk seperti yang dapat kita lihat
sekarang ini sejak dari permulaan, niscaya ia tidak akan dapat bertahan hidup.
Meskipun
teori Evolusi kehidupan memiliki masa lalu yang sangat panjang, tetapi teori
ini tidak memperoleh perhatian yang semestinya dari para ilmuwan selama masa
yang sangat panjang. Dengan kemunculan para ilmuwan seperti Lamarck, Charles
Robert Darwin, dan para ilmuwan yang lain, teori ini sedikit banyak telah
berhasil menemukan posisi ilmiah yang semestinya.
Ketika
menjelaskan realita ini, Dampyer menulis, “Teori pertama yang sangat mengena
dan begitu logis adalah teori Lamarck (1744 – 1829 M.). Ia menekankan bahwa
faktor evolusi (makhluk hidup) adalah perubahan-perubahan menumpuk (accumulated
transformations) yang disebabkan oleh faktor lingkungan hidup dan dimiliki oleh
setiap makhluk hidup dengan cara warisan. Menurut Buffon, pengaruh perubahan
lingkungan hidup terhadap komposisi seseorang sangat minimal. Tetapi Lamarck
berkeyakinan bahwa jika perubahan-perubahan yang diperlukan dalam tindakan
bersifat permanen, maka seluruh perubahan itu akan mengubah seluruh anggota
tubuh yang telah kuno, atau jika tubuh membutuhkan sebuah anggota baru, maka perubahan
itu akan menciptakannya.
Atas
dasar ini, ilmuwan Biologi pertama yang memberikan nilai kepada teori Evolusi
adalah Lamarck. Tetapi pendapat dan teori-teorinya tidak memperoleh tanggapan
yang semestinya. Hal ini bukan lantaran ketegaran dan kekokohan teori Fixisme
pada masa itu. Tetapi hal itu lantaran mekanisme perubahan (mechanism of
transformations) yang diusulkan oleh Lamarck tidak menarik para ilmuwan yang
hidup kala itu.
2.2 Aliran-Aliran Teori Revolusi
Lantaran pandangan
yang beraneka ragam
terhadap struktur alam,
para pendukung teori
Evolusi Spesies memiliki sikap dan haluan yang sangat beragam. Atas
dasar ini, pada setiap penggalan sejarah, banyak hipotesis baru yang
dilontarkan untuk menepis teori-teori oposisi. Aliran Lamarckisme, Neo
Lamarckisme, Darwinisme, Neo Darwinisme, dan teori Mutasi (perubahan secara
tiba-tiba) adalah lima aliran yang mendukung teori Evolusi.[6] Pada kesempatan
ini, kami akan menjelaskan setiap aliran pemikiran ini secara ringkas, dan juga
meneliti akibat yang telah muncul sebagai konsekuensinya.
a. amarckisme
Lamarck,
seorang zoolog berkebangsaan Prancis, ini adalah biologis pertama yang paling
tidak telah berhasil mengokohkan teori Evolusi kehidupan berpijak di atas
konsep-konsep ilmiah. Ia mendeklarasikan teorinya itu pada tahun 1801 M. dengan
menerbitkan bukunya yang berjudul Falsafeh-ye Janevar Shenasi (Filsafat
Zoologi). Ia tidak meyakini bahwa undang-undang yang berlaku di alam ini keluar
dari kehendak Ilahi yang azali. Tetapi ia berkeyakinan bahwa motor utama
penggerak sebuah kesempurnaan adalah sebuah
power yang menjadi faktor keterwujudan spesies-spesies yang lebih sempurna
melalui kaidah “pemanfaatan dan non-pemanfaatan anggota tubuh”.
Menurut
Lamarck, setiap makhluk hidup pada permulaannya sangat hina dan sederhana
sekali. Lalu lantaran beberapa kausa dan faktor, makhluk hidup itu mengalami
evolusi menjadi spesies yang lebih sempurna. Faktor-faktor tersebut adalah
lingkungan hidup, pemanfaatan dan non-pemanfaatan anggota tubuh, kehendak, dan
perpindahan seluruh karakteristik yang bersifat akuisitif (iktisâbî).
Substansi
klaim Lamarck adalah perubahan lingkungan hidup menyebabkan perubahan anggota
tubuh. Seekor binatang untuk menjalani kehidupan terpaksa harus memanfaatkan
sebagian anggota tubuhnya melebihi anggota tubuh yang lain. Dengan memperkuat
fungsi sebagian anggota tubuhnya dan meminimalkan fungsi sebagian anggota tubuh
yang lain, ia melestarikan kehidupannya.
Dengan kata
lain, perubahan kondisi
kehidupan menimbulkan kebutuhan-kebutuhan baru.
Jika makhluk hidup tidak memperdulikan seluruh kebutuhan itu, maka ia
akan musnah. Tetapi jika ia harus memenuhi seluruh kebutuhan itu, maka ia memerlukan
anggota tubuh yang sesuai. Dengan demikian, sebuah evolusi dalam struktur
tubuhnya akan terjadi. Jika ia memanfaatkan sebagian anggota dalam jumlah yang
minimal, maka anggota tubuh itu akan melemah dan kadang-kadang akan musnah.
Tetapi jika ia melakukan
aktifitas dalam kadar
yang maksimal, maka
anggota-anggota tubuh baru
akan muncul. Pada akhirnya, perubahan-perubahan akuisitif (iktisâbî) ini
akan diwarisi oleh generasi generasi makhluk hidup berikutnya.
Faktor
lain evolusi kehidupan itu adalah kehendak dan keinginan yang dimiliki oleh
makhluk hidup. Artinya, ia ingin mengadaptasikan diri dengan lingkungan hidup
dan mengatasi seluruh kebutuhan hidupnya.
b. Neo Lamarckisme
Teori
Noe Lamarckisme muncul ke arena ilmu Biologi berkat usaha keras Gope, seorang
ahli Biologi berkebangsaan Amerika. Teori ini sangat serupa dengan teori Lamarck berkenaan dengan evolusi
spesies dan peran beberapa faktor penting seperti kondisi lingkungan hidup,
pemanfaatan dan non- pemanfaatan anggota tubuh, dan pewarisan karakteristik
yang bersifat akuisitas (iktisâbî). Akan tetapi, dalam menanggapi kehendak dan
keinginan makhluk hidup untuk mengubah anggota tubuhnya sendiri, teori ini
tidak sejalan dengan teori Lamarck. Menurut teori Neo Lamarckisme, makhluk
hidup dan tumbuh-tumbuhan mengalami evolusi lantaran pengaruh langsung
lingkungan hidup. Generasi-generasi selanjutnya akan mewarisi seluruh perubahan
yang bersifat akuisitas ini. Zeo Frouy Saint Hailler, seorang ahli Biologi
berkebangsaan Prancis, juga memiliki pemikiran seperti Lamarck. Ketika bukunya
yang berjudul Falsafeh-ye Tashrîh beredar pada tahun 1818 M., banyak sekali
protes yang tertuju kepadanya pada paruh pertama abad ke-19.
c. Darwinisme
Teori
ketiga dicetuskan oleh Charles Robert Darwin, seorang ahli Biologi
berkebangsaan Inggris. Ia lahir pada tahun 1809 M. Di permulaan usianya, ia
menekuni ilmu kedokteran. Setelah itu, ia mempelajari ilmu agama. Akan tetapi,
ia tidak pernah memiliki keinginan untuk menekuni bidang ilmu kedokteran dan
juga tidak berminat untuk melakukan tugas-tugas seorang pendeta. Oleh karena
itu, ketika mendengar bahwa sebuah kapal laut ingin melancong keliling dunia,
ia ikut bersama kapal laut itu dengan tujuan untuk menjelajahi jagad raya ini.
Ia menjelajahi lautan dan daratan selama beberapa tahun lamanya.
Di
sela-sela penjelajahan itu, ia melakukan penelitian ilmiah. Ia meneliti tentang
tata cara penciptaan dan kondisi tumbuh-tumbuhan dan binatang. Ketika telah
kembali ke negaranya, ia merenungkan, memikirkan, dan meneliti seluruh penemuan
yang telah dicatat dalam buku hariannya selama dua puluh tahun.
Dari
konklusi seluruh hasil penelitiannya ini, ia mengambil kesimpulan bahwa teori
kuno harus ditinggalkan dan teori baru; yaitu teori Evolusi Spesies, harus
diterima. Menurut keyakinannya, seluruh makhluk hidup berubah menjadi bentuk
makhluk hidup yang lain lantaran sebuah proses evolusi dan penyempurnaan, dan
tidak ada satu makhluk hidup pun yang diciptakan tanpa adanya sebuah mukadimah
dan secara mendadak dan tiba-tiba. Pada tahun 1837 M., Darwin menerbitkan
sebuah koran dan memuat buah pemikirannya di koran tersebut secara gradual.
Pada tanggal 20 Juli 1854, ia berhasil menamatkan penulisan buku Mansha’-e
Anva’ dan menerbitkannya pada tanggal 24 Oktober
1859. Dalam membuktikan teori Tranformisme, Darwin mengajukan riset-riset yang
telah dilakukannya tentang embriologi binatang, periode-periode kesempurnaan
nenek moyang makhluk hidup sesuai dengan pembuktian fosilologi, dan keserupaan
struktur janin manusia dengan ikan dan katak kepada para ahli ilmu Biologi yang
hidup semasa dengannya. Ia juga membawakan sebuah bukti bahwa klan manusia
masih memiliki hubungan kefamilian dengan klan binatang.
Pada
karya tulis pertamanya, Darwin enggan memaparkan masalah penciptaan manusia.
Akan tetapi, pada tahun 1871
M., ia memaparkan
sebuah pembahasan yang
sangat detail tentang
asal usul penciptaan manusia
dalam sebuah buku yang berjudul Tabar-e Insan (Asal Usul Manusia). Dalam buku
ini, ia menjelaskan beberapa sifat lahiriah manusia seperti bentuk wajah,
gerakan tangan dan kaki, dan cara berdiri, beberapa karakteristik jiwa seperti
menggambarkan, membayangkan, dan merenungkan, dan juga beberapa karakteristik
spiritual seperti cinta sesama, naluri cinta, lebih mementingkan kepentingan
orang lain, dan karakteristik lainnya.
Menurut
analisanya, semua itu terjadi berdasarkan perubahan gradual yang pernah dialami
oleh nenek moyangnya yang anthropoid, dan bahkan dialami oleh beberapa jenis
binatang seperti kera, dalam rangka mempertahankan keabadian diri dan memilih pilihan
natural yang harus mereka pilih. Perbedaan yang ada antara manusia dan
binatang, baik dari sisi postur tubuh maupun kejiwaan, ia yakini sebagai
perbedaan kuantitas belaka, bukan kualitas. Hingga akhir usianya yang berlanjut
hingga 73 tahun, ia senantiasa melakukan berbagai kegiatan dan riset ilmiah. Ia
meninggal dunia pada tahun 1882 M.
2.3. Darwin dan Manusia
► Darwin dan Manusia
Darwin berkeyakinan
bahwa perbedaan antara
manusia dan binatang,
baik dari sisi postur tubuh
maupun kejiwaan, hanya bersifat kuantitas. Ia tidak meyakini adanya perbedaan
kualitas antara kedua makhluk ini. Atas dasar ini, perasaan, pemahaman
rasional, naluri, keinginan, rasa cinta dan benci, dan lain sebagainya juga dimiliki oleh binatang-binatang hina
dalam bentuk yang sangat primitif dan kadang-kadang pula dalam bentuk yang
sudah sempurna. Darwin bersiteguh bahwa nenek moyang manusia yang berkaki empat
pada mulanya berdiri dengan menggunakan dua kaki belakangnya, tetapi tidak
secara sempurna. Realita ini adalah permulaan ditemukannya makhluk hidup
berkaki dua. Pertikaian untuk kekal dan perubahan kondisi lingkungan hidup
memiliki peran yang sangat penting dalam evolusi manusia. Dalam perubahan kera
berbentuk manusia menjadi manusia, Darwin menegaskan bahwa faktor geografis dan
ekonomis memiliki saham yang sama. Penjelasannya adalah berikut ini:
Ketika
bahan makanan berkurang pada saat pertikaian untuk kekal terjadi, manusia sudah
terbiasa mengkonsumsi bahan makanan yang beraneka ragam. Dengan berubah dari
herbivora mutlak menjadi omnivora, ia telah mengambil langkah fundamental
menuju evolusi. Banyak sekali ilmuwan yang menentang teori ini dan memilih
persepsi yang lain. Sebagai contoh, Laille meyakini bahwa manusia menjadi sempurna
dengan mengalami mutasi
yang tiba-tiba dan
tak disangka-sangka. Vallas mengklaim bahwa terwujudnya manusia
harus dicari dalam bentuk tertentu dari sebuah evolusi. Ia meyakini bahwa manusia
dapat membebaskan dirinya dari cengkeraman alam materi dengan bantuan
kecerdasan dan kemampuannya untuk
menyediakan pakaian, membuat senjata dan
seluruh sarana kehidupan, serta dengan kekuatan yang ia miliki untuk mengubah
lingkungan hidup dan susunan internal tubuhnya. Seluruh kemampuan dan kekuatan
ini juga mampu mencegah dunia luar untuk memaksa manusia seperti layaknya
seluruh binatang yang lain berdamai dengan lingkungan hidupnya.
Atas
dasar ini, dengan bersandar pada keistimewaan dan karasteristik yang dimiliki
oleh manusia, Vallas mengingkari bahwa teori pemilihan natural dapat
dikomparasikan dengan teori Evolusi manusia. Ia berkeyakinan bahwa roh manusia
bukan hasil sebuah proses alam. Dengan melontarkan perbedaan antara roh dan
badan, serta keserupaan dan perbedaan embriologis dan psikologis yang dimiliki
oleh manusia dan binatang, Wismen juga mendeklarasikan penentangannya terhadap
teori Darwin.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bahwa
sesungunya makhluk hidup muncul selama masa yang beraneka ragam dalam tataran
geologi. Lantaran revolusi-revolusi besar dan tiba-tiba yang pernah terjadi di
permukaan bumi, seluruh makhluk hidup itu musnah. Setelah itu, Allah
menciptakan kelompok binatang dan kehidupan baru dalam bentuk yang lebih sempurna.
Periode-periode makhluk selanjutnya juga muncul dengan cara yang serupa.
a. Lamarckisme
Berkeyakinan
bahwa motor utama penggerak sebuah kesempurnaan adalah sebuah power yang
menjadi faktor keterwujudan spesies-spesies yang lebih sempurna melalui kaidah
“pemanfaatan dan non- pemanfaatan anggota tubuh dan faktor, makhluk hidup itu
mengalami evolusi menjadi spesies yang lebih sempurna. Faktor-faktor tersebut
adalah lingkungan hidup, pemanfaatan dan non-pemanfaatan anggota tubuh,
kehendak, dan perpindahan seluruh karakteristik yang bersifat akuisitif
(iktisâbî).
b. Neo Lamarckisme
Menurut
teori Neo Lamarckisme, makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan mengalami evolusi
lantaran pengaruh langsung lingkungan hidup. Generasi-generasi selanjutnya akan
mewarisi seluruh perubahan yang bersifat akuisitas ini.
c. Darwinisme
Menurut
keyakinannya, seluruh makhluk hidup berubah menjadi bentuk makhluk hidup yang
lain lantaran sebuah proses evolusi dan penyempurnaan, dan tidak ada satu
makhluk hidup pun yang diciptakan tanpa adanya sebuah mukadimah dan secara
mendadak dan tiba-tiba.
3.1. Saran
Sehubung
dengan pembuatan tugas ini, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak, untuk di jadikan landasan dalam penyempurnaan tugas
ini.
DAFTAR
PUSTAKA
http://cakhakam.blogspot.com/2011/06/makalah-evolusi-dan-adaptasi.html
No comments:
Post a Comment