Makalah Filsafat
HUBUNGAN
FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUN
OLEH :
ADRIANUS SAPUTRA
LA ODE MUNAJAT
SARLIN RAHMAWAN
LA ODE
ALI AMRAN
SUFRIANTO
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH KENDARI
2 0 1 3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada
Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita,
sehingga kami selaku tim penyusun masih diberi kemampuan untuk dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya dan para
sahabatnya serta kepada umatnya sampai akhir zaman.
Penulisan makalah ini guna untuk
memenuhi tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar
Filsafat. Penulisan Makalah ini juga dibuat guna
meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap apa Hubungan Filsafat dan Ilmu
Pengetahuan sebenarnya serta dapat mengaitkan makalah yang kami buat dengan
kejadian di lapangan. Adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi kami selaku tim
penyusun, apabila makalah ini dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa dan
mahasiswi lainnya. Kami selaku tim penyusun menyadari bahwa pembuatan makalah
ini mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, petunjuk dan
bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu
kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang
setulus-tulusnya serta berharap semoga Allah SWT memberikan
imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, AmiinYaaRobbal ‘Alamiin.
Raha, Februari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Permasalahan
1.3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Uang
2.2. Perbankan
2.3. Teori Uang dan Motif Memegang Uang
2.4. Motif Memegang Uang
2.5. Bank Sentral dan Bank Umum
2.6. Kebijakan Moneter
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Filsafat adalah sumber dan dasar
dari cabang-cabang filsafat yang lain termasuk didalamnya adalah filsafat ilmu.
Filsafat ilmu dari berbagai kalangan filsuf dianggap sebagai suatu cabang
filsafat yang sangat penting dan mesti dipelajari secara mendalam. Filsafat
tentunnya sangat berbeda dengan ilmu karena untuk mengkaji dan mengetahui
apakah sesuatu itu adalah ilmu ternyata dasarnya adalah dengan jalan berfikir
secara mendalam atau berkontemplasi.
Dalam perumusan suatu ilmu ataupun
pengetahuan sebelum secara konkrit disebut sebagai ilmu dan pengetahuan
tentunya ada rumusan yang dianggap mampu memberikan nilai-nilai yang mendekati
suatu kesempurnaan berfikir sehingga pada akhirnya sesuatu itu dikatakan
sebagai ilmu atau pengetahuan. Dalam kajian itupula ternyata harus melalui
suatu proses yang oleh parah ahli disebut berfilsafat.
Filsafat secara umum adalah
sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk
memperoleh kebenaran, secara khusus terdapat banyak perbedaan pendapat dapat
dilihat dari berbagai segi yaitu menggunakan rationalisme atau mengagungkan
akal, materialisme atau mengagungkan materi, idealisme atau mengagungkan ide,
hedonisme mengagungkan kesenangan dan atau stocisme mengagungkan tabiat saleh.
Filsafat ilmu dan filsafat
tidak dapat dipisahkan bahkan jikalau diibaratkan keduanya seperti mata uang
logam atau dua sisi yang saling terkait. Untuk memahami secara umum kedua sisi
tersebut maka perlu pemisahan dua hal itu yaitu filsafat ilmu disatu sisi sebagai
disiplin ilmu dan disisi lain sebagai landasan filosofis bagi proses
keilmuan.
Sebagai sebuah disiplin ilmu,
filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang membicarakan obyek
khusus, yaitu ilmu pengetahuan yang memiliki sifat dan karakteristik tertentu
hampir sama dengan filsafat pada umumnya dan filsafat ilmu sebagai
landasan filosofis bagi proses keilmuan, ia merupakan kerangka dasar dari
proses keilmuan itu sendiri.
Secara sederhana, filsafat dapat
diartikan sebagai berfikir menurut tata tertib dengan bebas dan
sedalam-dalamnya, sehingga sampai kedasar suatu persoalan, yakni berfikir yang
mempunyai ciri-ciri khusus, seperti analitis, pemahaman deskriptif, evaluatif,
interpretatif dan spekulatif. Sejalan dengan ini, Musa Asy’ari menyatakan bahwa
filsafat adalah berfikir bebas, radikal, dan berada pada dataran makna. Bebas
artinya tidak ada yang menghalang-halangi kerja pikiran. Radikal artinya
berfikir sampai ke akar-akar masalah (mendalam) bahkan sampai melewati
batas-batas fisik atau yang disebut metafisis. Sedang berfikir dalam tahap
makna berarti menemukan makna terdalam dan suatu yang terkandung didalamnya.
Makna tersebut bisa berupa nilai-nilai seperti kebenaran, keindahan ataupun
kebaikan.
Sedangakan Ilmu dapat
disimpulkan sebagai sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat
tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, obyektif, dapat
diukur, terbuka dan komulatif (tersusun timbun)
Dalam gambaran tntang filsafat dan
ilmu diatas maka dalam penulisan makalah ini di berikan judul “HUBUNGAN
FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUAN”
1.2. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah bagaimana kajian filsafat terhadap filsafat
ilmu pengetahuan.
1.3. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam
makalah ini adalah Untuk mengetahui kajian filsafat terhadap Filsafat ilmu
pengetahuan.
BAB II
TINAJAUAN TEORI
2.1. Gambaran
Tentang filsafat
Sejarah Penemuan filsafat
Filsafat dalam pandangan barat
diperkirakan muncul pada abad ke- 7 sebelum masehi di yunani. dalam Filsafat
muncul ketika orang-orang mulai berpikir dan berdiskusi akan keadaan alam,
dunia, dan lingkungan disekitar mereka dan tidak menggantungkan diri
kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak
yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang
beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya
sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta
pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa
diberi gelar filosof ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki.
Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato,
dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid
Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah
“komentarkomentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang
sangat besar pada sejarah filsafat.[3]
Filsafat Dalam Pandangan Para Ahli
Beberapa pandangan para ahli tentang
filsafat telah terdapat dalam berbagai macam literatur dan hampir semua
disiplin ilmu, bahasan tentang filsafat adalah salasatu objek telaah yang
menarik untuk didiskusikan. Berikut beberapa pandangan:
Phytagoras 572-497 SM
Ditasbihkan sebgai orang yang
pertamakali menggunakan kata fhilosofia yangberarti pecinta kebijaksanaan
(lover of wisdom) bukan kebijaksanaan itu sendiri.
Menurut Descartes (1596–1650), filsafat ialah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan,
alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.
Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. dan
Mustakim, S.Pd.,MM,
Istilah dari filsafat berasal bahasa
Yunani : ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam
berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman,
Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam
bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.
Plato ( 428 -348 SM )
Filsafat tidak lain dari pengetahuan
tentang segala yang ada. Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai
pengetahuan kebenaran yang asli.
Aristoteles (384 – 322
SM)
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan )
yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Bahwa kewajiban filsafat adalah
menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu
umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh
filsafat dengan ilmu.
Al Farabi
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan )
tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
Cicero ( (106 – 43 SM )
Filsafat adalah sebagai “ibu dari
semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat
sebagai ars vitae (seni kehidupan )
Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )
Filsafat sebagai Wissenschaftslehre
(ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu
membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan
seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Imanuel Kant ( 1724 – 1804 )
Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya
tercakup empat persoalan.
1. Apakah
yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
2. Apakah
yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
3. Sampai
dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
4. Apakah
yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
Notonegoro
Filsafat menelaah hal-hal yang
dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah ,
yang disebut hakekat.
Driyakarya
Filsafat sebagai perenungan yang
sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang
kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan “.
Sidi Gazalba
Berfilsafat ialah mencari kebenaran
dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan,
dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
Harold H. Titus (1979 )
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan
kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak
kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan
dan sikap yang dijunjung tinggi; Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh
suatu pandangan keseluruhan; Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan
penjelasan tentang arti kata dan pengertian (konsep); Filsafat
adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan
jawabannya oleh para ahli filsafat.
Hasbullah Bakry
Ilmu Filsafat adalah ilmu yang
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta
dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap
manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Prof. Mr.Mumahamd Yamin
Filsafat ialah pemusatan pikiran,
sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu
dialamiya kesungguhan.
Prof.Dr.Ismaun, M.Pd.
Filsafat ialah usaha pemikiran dan
renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh, yakni secara
kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk
mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau
kebenaran yang sejati.
filsafat secara umum adalah sebagai
ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh
kebenaran, secara khusus terdapat banyak perbedaan pendapat dapat dilihat dari
berbagai segi yaitu menggunakan rationalisme atau mengagungkan akal,
materialisme atau mengagungkan materi, idealisme atau mengagungkan ide,
hedonisme mengagungkan kesenangan dan atau stocisme mengagungkan tabiat saleh.
2.2. Tentang Ilmu
Pengetahuan
Pengertian ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang
berarti mengetahui, memahami dan mengerti benar-benar. Dalam bahasa Inggris
disebut Science, dari bahasa Latin yang berasal dari kata Scientia (pengetahuan)
atau Scire (mengetahui). Sedangkan dalam bahasa
Yunani adalah Episteme (pengetahuan). Dalam kamus Bahasa
Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu di bidang itu (Kamus Bahasa Indonesia, 1998)
Encyclopedia Americana
Dalam Encyclopedia Americana, ilmu
adalah pengetahuan yang bersifat positif dans istematis.
Paul Freed man
dalam The Principles of Scientific
Research mendefinisikan ilmu sebagai: bentuk aktifitas manusia yang dengan
melakukan nya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih
lengkap dan cermat tentang alam dimasa lampau, sekarang dan kemudian hari,
serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya dan mengubah
lingkungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.
S.ornby
mengartikan ilmu sebagai susunan
atau kumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan percobaan dari
fakta-fakta.
Poincare
Menyebutkan bahwa ilmu berisi
kaidah-kaidah dalam arti definisi yang tersembunyi.
Tidak dapat di pungkiri bahwa dalam
proses untuk memperole suatu ilmu adalah dengan melalui pedekatan filsafat.
Menurut Dr.Slamet Ibrahim.Pada zaman
Plato sampai pada masa Al-Kindi, batas antara filsafat dan ilmu pengetahuan
boleh dikatakan tidak ada. Seorang filosof (ahli filsafat) pasti menguasai
semua ilmu pengetahuan. Perkembangan daya berfikir manusia yang mengembangkan
filsafat pada tingkat praktis dikalahkan oleh perkembangan ilmu yang didukung
oleh teknologi. Wilayah kajian filsafat menjadi lebih sempit dibandingkan degan
wilayah kajian ilmu. Sehingga ada anggapan filsafat tidak dibutuhkan lagi.
Filsafat kurang membumi sedangkan ilmu lebih bermanfaat dan lebih praktis.
Padahal filsafat menghendaki pengetahuan yang komprehensif yang luas, umum, dan
universal dan hal ini tidak dapat diperoleh dalam ilmu. Sehingga filsafat dapat
ditempatkan pada posisi dimana pemikiran manusia tidak mungkin dapat dijangkau
oleh ilmu.
2.3. Tujuan
Ilmu dalam lingkup filsafat ilmu
Ilmu pengetahuan adalah salah satu
objek kajian dari filsafat ilmu yang merupakan cabang dari filsafat. Yang
dimaksud dengan filsafat ilmu adalah studi sistematik mengenai sifat hakikat
ilmu,khususnya yang berkenaan denganmetodenyadan kedudukannyadidalam skema umum
disiplin ilmu.Untuk mendapatkan gambaran singkat tentang pengertian filsafat
ilmu dapatlah dicermati rangkuman ranah telaah yang tercakup dalam filsafat
ilmu, seperti berikut :
Filsafat ilmu adalah suatu telaah
kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu, terhadap
symbol-symbol yang digunakan, dan terhadap struktur penalaran tentang system
symbol yang digunakan. Telaah kritis diarahkan untuk mengkaji ilmu empirik dan
juga ilmu rasional, juga untuk membahas studi-studi bidang etika dan estetika,
studi sejarah, antropologi, geologi dll.
Metode yang diangkat biasanya
dinyatakan dengan istilah induktif, deduktif, hipotesis, data, penemuan dan
verifikasi. Selanjutnya secara mendalam dinyatakan dengan istilah
ekperimentasi, pengukuran, klasifikasi, dan idealisasi.
Filsafat ilmu adalah suatu upaya
untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep dan upaya membuka tabir
dasar-dasar empiris (ke-empirisan) dan dasar-dasar rasional (ke-rasionalan).
Aspek filsafat sangat erat hubungannya dengan hal ihwal yang logis dan
etimologis. Sehingga peran yang dilakukan adalah ganda. Pada sisi pertama
filsafat ilmu mencakup analisis kritis terhadap “anggapan dasar”, seperti
waktu, ruang, jumlah /kuantitas, mutu/kualitas dan hukum. Sisi lain filsafat
ilmu menelaah keyakinan menganai penalaran proses-proses alami.
Filsafat ilmu merupakan studi
gabungan yang terdiri dari beberapa kajian, yang diajukan untuk menetapkan
batas yang tegas mengenai ilmu tertentu. Juga berperan untuk menganalisis
hubungan atau antar hubungan yang ada pada kajian satu terhadap kajian yang
lain.
Tujuan filsafat ilmu adalah
- Mendalami
unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memeahami sumber,
hakikat dan tujuan ilmu
- Memahami
sejarah pertumbuhan, perkembangan,dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga
kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
- Menjadi
pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan
tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan nonilmiah.
- Mendorong
pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkannya.
- Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan
tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.
BAB III
PEMBAHASAN
Hubungan Antara Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan
Gerard Beekman dalam
bukunya (1973) filsafat, para filsuf, berfilsafat menyatakan bahwa filsafat
memainkan peranan dalam hubungannya dengan semua ilmu pengetahuan. Filsafat
tidak harus mengirim imformasi dari sisi ilmu pengetahuan, tapi
harus memberikan ilmu pengetahuan.
Hubungan Antara Filsafat dan Ilmu
berbagai pengertian tentang filsafat dan ilmu sebagaimana telah dijelaskan di
atas, maka berikutnya akan tergambar pula. Polahubungan antara ilmu dan
filsafat. Pola relasi ini dapat berbentuk persamaan antara ilmu dan filsafat, terdapat
juga perbedaan diantara keduanya. Di zaman Plato, bahkan sampai
masa al Kindi, batas antara filsafat dan ilmu pengetahuan boleh
disebut tidak ada. Seorang filosof pasti menguasi semua ilmu. Tetapi
perkembangan pikir manusia yang mengembangkan filsafat pada tingkat praksis,
berujung pada loncatan ilmu dibandingkan dengan loncatan filsafat. Meski ilmu
lahir dari filsafat, tetapi dalam daya perkembangan berikut, perkembangan ilmu
pengetahuan yang didukung dengan kecanggihan teknologi, telah mengalahkan
perkembangan filsafat. Wilayah kajian filsafat bahkan seolah lebih sempit
dibandingkan dengan masa awal perkembangannya, dibandingkan dengan wilayah
kajian ilmu. Oleh karena itu, tidak salah jika kemudian muncul suatu anggapan
bahwa untuk saat ini, filsafat tidak lagi dibutuhkan bahkan kurang relevan
dikembangkan ole manusia. Sebab manusia hari ini mementingkan ilmu yang sifatnya
praktis dibandingkan dengan filsafat yang terkadang sulit “dibumikan”. Tetapi
masalahnya betulkah demikian?Ilmu telah menjadi sekelompok pengetahuan
yang terorganisir dan tersusun secara sistematis. Tugas ilmu menjadi lebih
luas, yakni bagaimana ia mempelajari gejala-gejala sosial lewat observasi dan
eksperimen.
Keinginan-keinginan melakukan
observasi dan eksperimen sendiri, dapat didorong oleh keinginannya untuk
membuktikan hasil pemikiran filsafat yang cenderung Spekulatif ke dalam bentuk
ilmu yang praktis. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai
keseluruhan lanjutan sistem pengetahuan manusia yang telah dihasilkan oleh
hasil kerja filsafat kemudian dibukukan secara sistematis dalam bentuk ilmu
yang terteoritisasi.
Kebenaran ilmu dibatasi hanya pada
sepanjang pengalaman dan sepanjang pemikiran, sedangkan filsafat menghendaki
pengetahuan yang koprehensif, yakni; yang luas, yang umum dan yang universal
(menyeluruh) dan itu tidak dapat diperoleh dalamilmu. Lalu
jika demikian, dimana saat ini filsafat harus ditempatkan?
Menurut Am. Saefudin, filsafat dapat
ditempatkan pada posisi maksimal pemikiran manusia yang tidak mungkin pada
taraf tertentu dijangkau oleh ilmu. Menafikan kehadiran filsafat, sama artinya
dengan melakukan penolakan terhadap kebutuhan riil dari realitas kehidupan
manusia yang memiliki sifat untuk terus maju.
Ilmu dapat dibedakan dengan
filsafat. Ilmu bersifat pasteriori. Kesimpulannya ditarik setelah melakukan
pengujian-pengujian secara berulang-ulang. Untuk kasus tertentu, ilmu bahkan
menuntut untuk diadakannya percobaan dan pendalaman untuk mendapatkan
esensinya. Sedangkan filsafat bersifat priori, yakni; kesimpulan-kesimpulannya
ditarik tanpa pengujian. Sebab filsafat tidak mengharuskan adanya data empiris
seperti dimiliki ilmu. Karena filsafat bersifat spekulatif dan kontemplatif
yang ini juga dimiliki ilmu.
Kebenaran filsafat tidak dapat
dibuktikan oleh filsafat itu sendiri, tetapi hanya dapat dibuktikan oleh
teori-teori keilmuan melalui observasi dan eksperimen atau memperoleh
justifikasi kewahyuan. Dengan demikian, tidak setiap filosof dapat disebut
sebagai ilmuan, sama seperti tidak semua ilmuwan disebut filosof. Meski
demikian aktifitas berpikir. Tetapi aktivitas dan ilmuwan itu sama, yakni
menggunakan aktifitas berpikir filosof. Berdasarkan cara berpikir seperti itu,
maka hasil kerja filosofis dapat dilanjutkan oleh cara kerja berfikir ilmuwan.
Hasil kerja filosofis bahkan dapat menjadi pembuka bagi lahirnya ilmu. Namun
demikian, harus juga diakui bahwa tujuan akhir dari ilmuwan yang bertugas
mencari pengetahuan, sebagaimana hasil analisa Spencer, dapat dilanjutkan oleh
cara kerja berpikir filosofis.
Di samping sejumlah perbedaan tadi,
antara ilmu dan filsafat serta cara kerja ilmuwan dan filosofis, memang
mengandung sejumlah persamaan, yakni sama-sama mencari kebenaran. Ilmu memiliki
tugas melukiskan, sedangkan filsafat bertugas untuk menafsirkan kesemestaan.
Aktivitas ilmu digerakkan oleh
pertanyaan bagaimana menjawab pelukisan fakta. Sedangkan filsafat menjawab atas
pertanyaan lanjutan bagaimana sesungguhnya fakta itu, dari mana awalnya dan
akan kemana akhirnya.
Berbagai gambaran di atas
memperlihatkan bahwa filsafat di satu sisi dapat menjadi pembuka bagi lahirnya
ilmu pengetahuan, namun di sisi yang lainnya ia juga dapat berfungsi sebagai
cara kerja akhir ilmuwan.
Filsafat yang sering disebut
sebagai induk ilmu pengetahuan (mother of science) dapat menjadi pembuka dan
sekaligus ilmu pamungkas keilmuan yang tidak dapatdiselesaikan oleh ilmu. Kenapa
demikian? Sebab filsafat dapat merangsang lahirnya sejumlah keinginan dari
temuan filosofis melalui berbagai observasi dan eksperimen yang melahirkan
berbagai pencabangan ilmu.
Realitas juga menunjukan bahwa
hampir tidak ada satu cabang ilmu yang lepas dari filsafat atau serendahnya
tidak terkait dengan persoalan filsafat. Bahkan untuk kepentingan perkembangan
ilmu itu sendiri, lahir suatu disiplin filsafat untuk mengkaji ilmu
pengetahuan, pada apa yang disebut sebagai filsafat pengetahuan, yang kemudian
berkembang lagi yang melahirkan salah satu cabang yang disebut sebagai filsafat
ilmu.
Persamaan dan Perbedaan Filsafat dan
Ilmu Pengetahuan
Persamaan dan Perbedaan
|
filsafat
|
Ilmu
|
ü Keduanya mencari
Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya, menyelidiki obyek yang
selengkap-lengkapnya sampai ke akar-akarnya.
|
ü
|
ü
|
ü Keduanya memberikan
pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian
ayng kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-sebabnya
|
ü
|
ü
|
ü Keduanya hendak
memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.
|
ü
|
ü
|
ü Keduanya mempunyai
metode dan sistem.
|
ü
|
ü
|
ü Keduanya hendak
memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia
(obyektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.
|
ü
|
ü
|
BAB
IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Filsafat adalah sumber dan dasar
dari cabang-cabang filsafat yang lain termasuk didalamnya adalah filsafat ilmu.
Ilmu pengetahuan adalah salah satu
objek kajian dari filsafat ilmu yang merupakan cabang dari filsafat
Hubungan Antara Filsafat dan Ilmu
berbagai pengertian tentang filsafat dan ilmu sebagaimana telah dijelaskan di
atas, maka berikutnya akan tergambar pula. Polahubungan antara ilmu dan
filsafat
4.2. Saran
Mengingat keterbatasan pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki oleh penulis, maka untuk mendapat pemahaman yang
lebih mendasar lagi, disarankan kepada pembaca untuk membaca
literatur-literatur yang telah dilampirkan pada daftar rujukan.
Dengan demikian pula diharapkan
adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca, agar makalah ini dapat
memberikan pengetahuan tentang hubugan filsafat dan ilmu pengetahuan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://mengenalhukumindonesia.blogspot.com/2012/04/hubungan-filsafat-dan-ilmu-pengetahuan.
html
No comments:
Post a Comment